Strategi
Menaklukkan Dosa
(Matius
26:41)
Oleh, Pdt.
Sunggul Pasaribu,MPd.K
"Berjaga-jagalah
dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut,
tetapi daging lemah." (Matius 26:41)
Salah satu tokoh yang pantas
kita kagumi adalah seorang Jenderal bernama Sun Tzu. Jenderal Sun Tzu adalah
seorang ahli strategi perang selain filsuf yang hidup sekitar lima ratus tahun
Sebelum Masehi. Strategi perangnya masih relevan diterapkan hingga sekarang.
Hebatnya lagi, semua strategi perangnya mumpuni diterapkan sampai hari ini
bukan hanya di dunia militer tapi juga dalam dunia lain mulai dari bisnis
sampai olah raga.
Begitu banyak strategi
yang ia sampaikan sehingga cukup dijadikan buku tebal. Salah satunya berkata
"If you know your enemies and know yourself, you will not be imperiled in
a hundred battles; if you do not know your enemies but do know yourself, you
will win one and lose one; if you do not know your enemies nor yourself, you
will be imperiled in every single battle." Artinya, Kalau anda mengenal
musuh dan mengenal diri sendiri, anda tidak akan terkalahkan dalam seratus
peperangan. Kalau anda tidak mengenal musuh tapi mengenal diri sendiri, anda
akan memenangkan satu dan kalah satu peperangan. Tapi kalau anda tidak mengenal
apa-apa tentang musuh juga diri sendiri, anda akan hancur lebur pada setiap
peperangan. Strategi lainnya yang pernah ia katakan adalah sebagai berikut:
"Thus, what is of supreme importance in war is to attack the enemy's
strategy." Artinya, apa yang paling penting dalam perang adalah menyerang
strategi musuh.
Ini baru dua dari
ratusan atau mungkin ribuan strategi 'the art of war' nya Sun Tzu yang tidak
pernah kehilangan relevansinya hingga hari ini. Kedua kutipan prinsip perang
sang jendral legendaris ini ternyata juga baik untuk diaplikasikan dalam hal
peperangan kita melawan si jahat dengan segala tipu muslihat dan godaannya. Ini
sebenarnya sebuah peperangan yang tidak sulit karena iblis sudah dikalahkan
Yesus lebih dari dua ribu tahun lalu. Jadi yang bisa si jahat lakukan sekarang
hanyalah melancarkan tipuan, godaan dan berbagai jebakan. Ia hanya bisa
berkeliling mencari celah untuk masuk dan menghancurkan kita. Tanpa adanya
celah, ia tidak bisa masuk untuk merusak segala prinsip kehidupan sejati yang
sudah atau tengah kita bangun.
Iblis akan mencoba
menyerang titik lemah kita, misalnya lewat kebiasaan buruk di masa lalu, dosa
yang pernah kita lakukan, atau dengan pancingan-pancingan yang bisa memuaskan
kedagingan kita. Iblis bisa mencoba mendakwa kita atas perbuatan yang pernah
kita lakukan untuk membuat kita merasa tidak layak, dia bisa mencoba menyerang
lewat orang lain yang punya roh lemah untuk mencoba menggoyahkan kita.
Misalnya, jika anda termasuk orang yang bertempramen tinggi, maka iblis bisa
mencoba menyerang anda lewat orang lain yang bisa mengesalkan dan memancing
emosi anda keluar.
Pendek kata, dosa akan
mencoba menyerang titik-titik lemah kita. Dan titik-titik lemah itu biasanya
ada di kedagingan kita. Jika mengacu kepada dua strategi Sun Tzu di atas,
apakah kita mengenal si jahat dan strateginya? Atau kita masih mengira bahwa
iblis hanyalah sesuatu yang kita lihat dalam film-film horor atau acara
televisi yang hanya mencoba menakut-nakuti orang. Anda takut di tempat gelap,
takut jalan melewati kuburan, tapi tidak awas terhadap berbagai kecemaran yang
dilakukan para penguasa kegelapan dalam hati anda? Hal itu berarti anda belum
betul-betul mengenal siasat atau strategi musuh yang menjerusukan kita ke dalam
kuasa dosa dan maut. Jika kita tidak mengetahui kelemahan kita, itu tandanya
kita belum mengenal diri sendiri seutuhnya. Kalau keduanya tidak kita ketahui,
bagaimana kita bisa berharap menang melawan tipu muslihat dan godaan si jahat?
Kita menghindari
dosa-dosa yang jelas nyata tapi cenderung memberi toleransi untuk masuknya
dosa-dosa yang kita anggap kecil dan menganggapnya sebagai sebuah kewajaran
atau manusiawi. Jika Sun Tzu berkata, kita seharusnya menyerang strategi musuh,
bagaimana mau menyerang kalau kita tidak paham strateginya dan tidak punya
kekuatan untuk melakukannya? Apabila kondisi ini yang terjadi atas kita, kita
hanya akan berakhir sebagai lahan bermain iblis dan tidak akan bisa bertahan
lama untuk tetap hidup dalam kebenaran. Jeratan dosa akan segera membelenggu
dengan erat dan kebinasaan kekal menanti di depan mata.
Saudara saudara yang
dikasihi Tuhan Yesus.
Tetapi jangan khawatir !
Bahwa dengan kerelaan Yesus memberi
diri-Nya untuk menderita, sengsara hingga disalibkan maka kuasa iblis akan
segera dikalahkan-Nya. Pada minggu ini kita akan memasuki minggu sengsara Yesus
(Passion). Hal ini mengingatkan kepada kita bahwa penderitaan yang dillalui-nya
menjadi teladan kepada kita, dengan menghayati dan menghidupi penderitaan Yesus
maka kita mampu melawan kuasa iblis. Maka jangan lengah, jangan terlena dengan
rayuan manis dunia ini. Lihat, cermati, serta pandanglah Yesus di kayu Salib
yang akan kita peringati dalam minggu ini. Selamat Passion. Amin.!
Pematangsiantar, Maret 2018
Penulis,
Pdt. Sunggul
Pasaribu,STh,MPd.K
HP. : 0813-1669-6872
Tidak ada komentar:
Posting Komentar