Di Dunia ini Ada Dua Jalan



Di Dunia ini Ada Dua Jalan



Oleh  : Pdt Sunggul Pasaribu,STh,MPd.K

Yesaya 43:18, “Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara”



Pada suatu perlombaan melukis banyak orang ikut berpartisipasi mau menjadi nominasi pemenang, karena bergengsi dan  hadiah cukup menarik. Dari sekian banyak lukisan yang masuk, dapatlah disimpulkan semua lukisan yang masuk dapat dibagi 2 (dua) kelompok:


Pertama: Lukisan, ditengah laut yang tenang, teduh, cerah, tanpa ada gelombang, tanpa ada angin, tanpa ada petir, tanpa kilat.
Kedua: Lukisan: angin gelombang, gelap gulita, petir, kilat. Tetapi itengah laut ada gunung batu, berlobang dan burung berteduh. Sekeliling bahaya, tetapi karena burung tadi mau berteduh di dalam lobang batu tempat berteduh, tenang sekali, berkicau, damai tenang teduh. Ternyata pemenang sayembara bukan lukisan pertama yang tenang teduh, tanpa gelombang atau angin, begitu juga petir dan kilat.



Jemaat yang dikasihi Tuhan!

Justru pemenang sayembara adalah lukisan yang menggambarkan bahaya sekeliling, tetapi ada sosok yang berteduh gunung batu tempat aman.  Pelukis Kelompok Pertama merasa keputusan Raja tidak adil, karena telah menampilkan sebuah lukisan yang tenang, teduh, cerah sesuai tema lukisan. kenyataan tidak demikian,



Tuhan tidak menjanjikan langit yang senantiasa cerah, Bunga-bunga keberhasilan sepanjang jalan kehidupan kita,  Tuhan tidak menjanjikan matahari tanpa hujan, Kesenangan tanpa kesusahan, damai tanpa rasa sakit.  Tuhan tidak menjanjikan kita tidak akan mengalami Kerja keras dan pencobaan, kesulitan dan penderitaan; Tuhan tidak mengatakan kita tidak akan merasakan banyak tanggungan berat dan keprihatinan. Tuhan tidak menjanjikan jalan yang mulus dan lebar,  Perjalanan mudah dan cepat, yang tidak butuh pedoman; Tanpa gunung berbatu dan terjal, Tanpa sungai keruh dan dalam.



Tetapi, Tuhan menjanjikan kekuatan setiap hari, Istirahat bagi kerja, cahaya bagi perjalanan, Anugerah bagi pencobaan, pertolongan kepada mereka yang miskin dan lemah.  Simpati tak kunjung padam, kasih tak berkesudahan. Bangsa Israel yang hidup dalam pembuangan di Babel, membutuhkan penghiburan dan kekuatan dari Tuhan.  



Tuhan mengingatkan tentang apa yang telah terjadi pada bangsa Israel, namun Tuhan sekaligus memberikan jaminan keselamatan kepada umat pilihanNya. Apa yang akan dilakukan Tuhan untuk masa depan bangsa Israel ? Perhatikan ayat 20‐21. Renungan Tuhan memperkenalkan jati diriNya sebagai Penebus, yang Mahakudus, Allah Israel. Tuhan akan mengirim orang/bangsa untuk membebaskan bangsa Israel dari negri Babel dari tangan orang‐orang Kasdim.



Tuhan sebagai raja mereka, dibuktikan ketika mereka belum mempunyai raja, namun Tuhan yang memimpin dan menuntun mereka, keluar dari Mesir dan menyeberangi laut Teberau, serta menghancurkan tentara musuh melalui laut Teberau tersebut Ada begitu banyak hal yang sudah diperbuat oleh Tuhan kepada bangsa Israel, namun Tuhan juga ingin bangsa Israel bukan hanya mengenang pada jaman dulu Tuhan menolong mereka, tetapi



Tuhan menjanjikan kepada bangsa Israel kehidupan yang lebih baik, setelah mereka menjalani masa pembuangan di Babel. Tuhan mengingatkan pada mereka yang hidup di Babel, tidak hanya mengenang masa yang lalu yang indah‐ indah saja, tetapi siap menghadapi hidup ini. Tuhan mengharapkan umat pilihanNya untuk tidak menyesali kehidupan yang sedang dijalani, namun sebaliknya untuk senantiasa memiliki pengharapan pengharapan baru di dalam dan bersama dengan Tuhan yang hidup sepanjang masa.



Kesimpulan yang dapat kita petik dari renungan ini : jalan yang disediakan Tuhan, intulah kehidupan meski penuh onak duri, terjal, berbatu-batuan, terasa jauh, dan selalu tidak mulus. Sedangkan jalan yang tersedia di dunia ini tidak selamanya membawa kita kepada kebahagiaan meskipun terlihat mulus, indah, menyenangkan, tanpa tantangan. Pilihlah kehidupan di jalan Tuhan. Amin.!



Penulis, : Dosen Pengajar di Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Renungan Minggu

http://lirikbukuende.blogspot.com/2017/08/bn-1-hai-bangkitlah-jiwaku.html

BN HKBP

Agama

Teologia