Renungan Matius 28:1-10 Oleh Pdt Sunggul Pasaribu,STh,MPAK


Pergilah Memberitakan Kebangkitan Yesus
(Matius 28:1-10)
Oleh Pdt Sunggul Pasaribu

Sebelum kebangkitan Yesus, murid-murid-Nya dalam keadaan yang begitu takut. Mengapa mereka dalam keadaan yang begitu takut? Jawabnya, karena mereka takut kepada orang banyak yang selama ini menghujat Yesus dan pengikut-Nya, mereka takut terhadap orang Yahudi dan orang Romawi yang mengadili dan menghukum-Nya. Mereka takut bahwa mereka akan mengalami seperti apa yang Yesus alami, takut diadili, disiksa, disalibkan hingga mati. Namun dengan peristiwa kebangkitan Yesus keadaan yang dirasakan para murid-Nya segera akan berubah. Peristiwa kebangkitan akan menjadi sejarah baru merubah sebuah pengharapan baru, suatu kehidupan baru, sebauah sejarah baru.
Apakah Anda memerhatikan bagaimana cara penulis njil Matius mengakhiri tulisannya sebagaimana terlihat dalam Matius 27:57-61. Kitab Matius menutup bagian peristiwa kematian dengan menyinggung tentang Maria Magdalena dan Maria lainnya yang turut ada menyaksikan peristiwa penyaliban di Golgota hingga melihat bagaimana jenazah Yesus dimakamkan oleh Yusuf, karena mereka masih tinggal beberapa saat di situ (Matyius 28:61). Tampaknya Matius mempunyai alasan kuat mengapa peristiwa tersebut perlu dicantumkan. Sebab ada kaitan bagian ini dengan peristiwa kebangkitan Yesus. Dari fakta ini dapat kita ketahui bahwa yang menjadi saksi pertama dari peristiwa kebangkitan tersebut adalah kaum perempuan, seperti Maria Magdalena dan Maria yang lain (Matius 28:1).  
Sebagai saksi mata pertama dalam peristiwa kebangkitan Yesus, kemudian kesaksian kedua perempuan itu sangat penting. Apa yang mereka lihat, apa yang mereka dengar, dan yang mereka alami sendiri menjadi bukti nyata bahwa kebangkitan Yesus benar-benar terjadi (Matius 28:1-3). Kehadiran Malaikat di sekitar liang kubur yang menghampiri dan menyapa para perempuan tersebut sangat menggentarkan hati, sehingga berita yang disampaikan oleh Malaikat semakin menguatkan hati mereka (Matius 28:5-7). Pesan malaikat itu sangat jelas karena ia meminta kedua perempuan itu bukan hanya mewartakan kebangkitan Kristus, tetapi juga menceritakan segala sesuatu yang mereka lihat di kubur Yesus kepada para murid lainnya.
Tanpa keraguan, mereka segera pergi dan melakukan perintah malaikat Tuhan. Perhatikan bagaimana Matius menekankan ketergesaan mereka dengan memakai kata "segera pergi, dengan takut, sukacita besar, berlari cepat-cepat." Tetapi langkah mereka terhenti saat Yesus hadir secara tiba-tiba di hadapan mereka. Secara spontan kedua wanita itu sujud menyembah-Nya.. Pada momen itu, Yesus meneguhkan iman dan ketaatan mereka untuk memberitakan akan kebangkitan-Nya. Di sinilah mereka berjumpa dengan Yesus yang bangkit secara pribadi.
Perjumpaan pribadi dengan Yesus telah mengubah pola pikir, semangat, iman, dan kehidupan kedua wanita itu. Mereka menjadi pewarta Injil Kristus yang gigih dan setia. Bagaimana dengan Anda? Perubahan apa yang Anda alami sejak berjumpa dengan Yesus? Bagikanlah kisah itu kepada orang di sekitar Anda.
Setelah perjumpaan mereka terhadap Yesus yang bangkit, lalu ugas berikutnya menjadi kewajiabn untuk memberitahukan kebangkitan tersebut kepada para murid-murid. Semangatr menjadi saksi Kebangkitan Kristus inilah yang menjiwai mereka untuk memberitakan kabar baek, kabar sukacita bahwa Yesus sudah bangkit, sudah tidak lagi hidup di alam maut dan kematian. Mengapa mereka begitu semangat untk memberitakan kebangkitan-Nya? Sebab mereka tahu bahwa Yesus akan menyediakan yg terbaik baginya. Mereka tidak pernah memiliki beban untuk memberitakan injil. Mereka tidak memiliki beban untuk bersaksi akan pengalaman yg sudah ia terima.  
Saudaraku yang kekasih dalam Tuhan, bila para perempuan saja terlihat begitu semangat, patriotis, tidak lagi mengenal rasa takut untuk memberitakan kebangkitan Yesus, bagaimana dengan para kaum bapak? Dengan peristiwa kebangkitan tersebut, kita dapat melihat bagaimana semangat, keteladanan para perempuan dalam memberitakan kabar baek, kabar sukacita bahwa Yesus sudah bangkit dari antara orang mati.!  
 Sebagaimana disebut oleh Alkitab setelah adanya peristiwa kebangkitan Kristus, justru sejak itu mereka mengalami perubahan hidup yang radikal sebagai saksi Kristus, sebagai murid, dan rasul. Tadinya mereka penakut namun setelah kebangkitan merekalah yang paling pemberani dan getol memberitakan Injil Keselamatan ke seluruh penjuru bumi. Tadinya, jumlah mereka hanya dalam hitungan puluhan sebagai pengikut dan murid Yesus namun setelah peristiwa kebangkitan jumlah mereka menjadi ratusan bahkan ribuan hingga jutaan orang percaya, akhirnya terbentuklah suatu persekutuan yang formal disebut “Gereja”. Tadinya, masih ada keraguan tentang masa depan mereka meski sudah melihat dan mendengar Firman dari Yesus namun setelah peristiwa kebangkitan mereka yang paling setia sampai mati pun demi untuk mempertahankan Injil Kebenaran.
Dengan demikian bahwa kematian dan maut bukan akhir dari segalanya namun masih ada kebangkitan untuk mengalahkan kuasa maut dan kematian itu. Kebangkitan yang memperbaharui kemanusiaan kita. Dengan peristiwa kebangkitan maka Kristus telah memperbaharui hidup manusia dari kematian kepada hidup, dari kesementaraan menuju kekelan, dari kehinaaan menjadi kemuliaan. Maka beritakanlah kebangkitan Yesus supaya umat manusia memeroleh hidup yang kekal. Amin..! 

Pematangsiantar, 19 April 2019
Penulis,

Pdt. Sunggul Pasaribu,STh,MPAK
HP. : 081-1669-6872.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Renungan Minggu

http://lirikbukuende.blogspot.com/2017/08/bn-1-hai-bangkitlah-jiwaku.html

BN HKBP

Agama

Teologia