DOA yang MELUNAKKAN HATI TUHAN, Oleh. Pdt Dr. Pahala J Simanjutnak

Doa yang Melunakkan Hati Tuhan
Pdt. Dr. Pahala J. Simanjuntak
(Keluaran 32:7-14)

Ibarat sebuah mata uang logam yang memiliki dua sisi yang berbeda, sisi yang satu bergambarkan burung garuda dan sisi yang kedua bertuliskan nilai mata uang itu sendiri. Kedua gambar dan tulisan di sisi uang ini harus terlihat jelas agar uang itu dapat dipergunakan. Bila salah satu sisi gambar itu hilang  tentu tidak dapat dipergunakan sebagai alat penukar yang sah.
Demikianlah kita menggambarkan sifat Allah kita sebagai Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Israel dan Allah kita saat ini digambarkan dalam du sisi, yaitu ; satu sisi Allah itu adalah pemurah, pengasih, penyayang, panjang sabar, penuh kasih setia. Namun pada sisi lain, Allah adalah pencemburu, penghukum, dan dapat membinasakan kejahatan manusia.
Dalam nats Keluaran 32 ini, Allah menunjukkan amarah-Nya kepada umat Tuhan sendiri karena mereka mendukakan hati Tuhan, mereka menggantikan objek keyakinan kepada Allah menjadi allah buatan tangan manusia yaitu, menyembah anak lembu emas. Dia adalah Allah yang Maha kasih dan sekaligus sebagai  Allah yang murka. Dua sifat Allah yang berbeda ini melekat bagi diri-Nya selama-lamanya. Jika kedua sifat ini tidak ada, maka  dia bukanlah Allah yang sesungguhnya. Namun sebagai manusia kita mengharapkan agar kasih Allah yang selalu terjadi, bukan amarah-Nya. Maka salah satu cara manusia untuk melunakkan hati Tuhan adalah melalui doa.
Demikianlah Musa berdoa untuk memohon kepada Allah karena melihat kesalahan umat itu yang melukai hati Tuhan ketika mereka keluar dari Mesir. Hati mereka rusak dengan membuat anak lembu tuangan sebagai pengganti Allah. Bagi Allah hal ini merupakan sebuah penghianatan bahkan perzinahan yang sengaja dilakukan umat Israel di mata Tuhan. Sebab Allah digambarkan sebagai seorang  mempelai laki-laki dan umat Israel sebagai mempelai perempuan. Masing-masing dituntut untuk saling mengasihi dan saling menjaga kekudusan.
Namun dalam kenyataanya umat itu telah melanggar perjanjiannnya dengan Allah dengan membuat Allah murka. Sehingga Allah berkata kepada Musa: biarkanlah Aku, supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka. Tetapi murka Allah tidak didatangkan karena Musa melunakkan hati Tuhan melalui doa dengan berkata: Berbaliklah dari murka-Mu. Doa Musa didengar, lalu Allah tidak jadi menjatuhkan hukuma-Nya kepada umat itu bahkan Allah menyesal akan malapetaka yang sudah dirancangkan-Nya sebelumnya.
Dalam kehidupan kita sebagai umat Allah, kuasa doa merupakan kekuatan yang ampuh menjaga kita.  Doa dapat melunakkan hati Tuhan sehingga Dia dapat menunda amarah-Nya kepada manusia meskipun kita penuh dengan dosa dan pemberontakan. Martin Luther, seorang reformator berkata,:  Doa adalah jantung iman orang Kristen. Bila doa tidak lagi hidup, maka hidup orang Kristen akan mengalami gangguan atau sakit. Tetapi berdoa bukan hanya saat menghadapi suatu masalah, pencobaan dan kesulitan. Namun orang Kristen haruslah senantiasa berdoa, berdoa, dan terus berdoa dalam situasi apapaun, baik suka maupun duka.
Dalam sebuah buku ilustrasi khotbah dituliskan, seorang pemburu hendak menembak seekor rusa jantan di tengah hutan. Ketika menembak rusa ini  pelurunya nyasar hampir mengena kepada seekor harimau ganas yang sedang mencari mangsanya. Lalu pemburu ini takut karena harimau itu datang untuk menghampirinya. Kemudian pemburu ini berdoa, “Iya Tuhan jauhkanlah aku dari pencobaan ini. Lalu harimau ini tertunduk”. Pemburu merasa senang dia mengira doanya dijawab oleh Tuhan. Ternyata harimau itu juga telah berdoa dan berkata: “Ya Tuhan terimakasih dengan terhidangnya makanan di depan saya!  Pemburu pun lari pontang-panting untung tidak jadi  dimakan oleh harimau.
Allah baik kepada semua orang yang datang kepadanya membawa permohonan di dalam doa. Dia adalah Allah yang setia terhadap setiap orang yang dipilih menjadi umat-Nya. Namun doa itu bukan hanya sekedar untaian kata-kata yang indah dan manis di dengar orang. Akan tetapi lebih dari pada itu bahwa doa adalah kehidupan kita dan kesetiaan kita menyembah Allah. Ora et labora, laborare est orare artinya, berdoa sambil bekerja dan pekerjaan adalah juga doa.
Sebagaimana Musa membela umat Israel luput dari amarah Allah karena kekuatan doa demikianlah Yesus Kristus anak Allah datang ke dunia ini membela kita dan menyelamatkan kita serta menerima anugerah Allah. Datanglah kepada Allah dengan sujud berdoa seraya memanggil dan berseru kepada Tuhan Yesus supaya Dia menjawab segala permohonan, permintaan, keinginan, dan cita-cita kita. Amin.

Pematangsiantar, 11 Mei 2018

Penulis,
Pdt. Dr. J. Simanjuntak    (HP. : 0813-6238-3729)

Dosen STT – HKBP Pematangsiantar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Renungan Minggu

http://lirikbukuende.blogspot.com/2017/08/bn-1-hai-bangkitlah-jiwaku.html

BN HKBP

Agama

Teologia