ROH KUDUS vs ROH ROH ZAMAN, Oleh, Pdt. Sunggul Pasaribu,MPdK

Roh Kudus  vs  Roh-roh Zaman

Oleh Pdt Sunggul Pasaribu, STh.MPdK

          Beberapa waktu yang lalu Gereja merayakan peringatan berbagai peristiwa tentang Yesus, seperti :  Kematian (Peristiwa Salib), Kebangkitan, dan terakhir Kenaikan Yesus ke sorga. Inilah fakta bahwa  Kristus sudah menyelesaikan tugasnya di bumi. Kini, Dia telah pergi ke tempat yang tidak kelihatan. Meskipun Ia pergi tetapi Roh Kudus akan segera diutus ke atas mereka.
          Peristiwa turunnya Roh Kudus sebagaimana pemberitaan oleh Kisah Rasul 2:1-13, menjadi fakta sejarah terhadap kebenaran ucapan Yesus yang pernah Dia janjikan dalam Yohannes 14:15-31. Mereka tidak akan ditinggal seperti anak yatim piatu. Roh Kudus akan menghibur, menolong, mengajar, dan memberi kuasa untuk memberitakan Injil serta melakukan berbagai keajaiban Tuhan. Roh Kudus akan mengembalikan semangat mereka untuk menjadi teman sekerja Allah.

Roh Kudus Memperlengkapi Mereka.
          Sebagai murid Yesus mereka diperlengkapi dengan kuasa Roh Kudus untuk memampukan mereka melakukan tugas sebagai rasul. Sekarang mereka sedang dihinggapi  oleh Kuasa baru yang asing, yaitu; Roh Kudus.
          Lukas, penulis kitab Kisah Para Rasul tentang peristiwa turunnya Roh Kudus atas mereka menunjuk kepada karunia berbahasa-banyak pada hari Pentakosta, meski mungkin sukar untuk dipercayai: boleh jadi mujizat yang sebenarnya harus kita cari bukan dalam suatu kesanggupan rasuli untuk berbahasa asing, melainkan dalam kemampuan mereka untuk bersaksi dengan lidah berapi-api tentang kebangkitan Tuhanan Yesus Kristus.
           Apakah mereka pada saat itu sedang kerasukan bahasa yang tidak dikenal namun mereka dapat saling mengerti.? Atau, justru mereka yang sedang menerima kuasa Roh Kudus ketika itu adalah sedang berkata-kata dengan bahasa asing yang dikenal di wilayah Palestina dan dunia sekitarnya.? Artinya, mereka sedang berbicara satu sama lain dalam ragam bahasa tetapi dapat dipahami dengan bahasa Roh.
           Pengikut-pengikut Yesus telah menerima secara unggul suatu kekuasaan baru yang mereka samakan dengan Roh Allah yang telah dijanjikan. Kekuasaan itu bukan hanya menghidupkan fakta Kristus secara mengagumkan, tetapi juga menguasai seluruh kehidupan dan ibadah mereka.
          Mereka menganggap bahwa berbicara dengan bahasa Roh, kedahsyatan yang menggoyang rumah di mana rasul-rasul itu berkumpul, komunikasi khusus kepada Tomas, pengangkatan Filipus, semuanya disebabkan oleh turunnya Roh. Dan hal-hal yang menyertai Roh itu adalah “kuasa”, “sukacita”, dan “iman”. Bahasa yang dipakai bahasa agama yang dialami, dan roh itu adalah suatu karunia kekuasaan, bukan suatu kehadiran pribadi: suatu karunia dari Allah (Kisah 2:38, 8:20), yang diberikan dengan perantaraan Kristus yang telah ditinggikan (Kisah 2:33) untuk menggenapkan nubuat (Kisah 2:16-17).
          Hanya dengan pencurahan Roh Kudus mereka dimampukan untuk melakukan tugas Pekabaran Injil sebagaimana yang diamanatkan Yesus dalam Mateus 28:19-20, “ Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
         
Roh Kudus vs Roh-roh Zaman.
          Sesuai dengan (Sub) Judul ini, kita akan membatasi pemahamam dalam konteks surat Paulus. Perkataan Roh Kudus banyak digunakan oleh Paulus dalam hubungannya istilah “pneuma” (Bhs.Ind. ‘Roh’). Pengertian ‘pneuma’ menggambarkan suatu keadaan khas Kristen yang memisahkan dari orang yang bukan Kristen yang tidak memilikinya. Dalam pengertian ini ‘pneuma’ bertentangan langsung dengan ‘sarx’ (B.Ind. ‘daging’). Pemakaian istilah ini berasal dari dorongan kuatnya Roh Allah pada saat pertobatan dan dalam hidup ke-Kristenan. Hal ini membawa dimensi baru ke dalam kehidupan manusia. Akibatnya, manusia menjadi ciptaan baru (II Kort. 5:17).
          Tetapi Roh Allah bekerja di dalam dan melalui pribadi manusia. Roh Allah bersaksi pada roh manusia, yaitu bagian dalam diri manusia yang mampu menanggapi pengaruh illahi (Rom. 8:16). Di antara Roh Kudus  dan roh manusia terdapat perbedaan yang jelas. Masalah yang besar ialah sejauh mana kita dibenarkan untuk berbicara mengenai ‘pneuma’ sebagai unsur umum dari sifat dasar manusia.
          Bagi orang percaya, ‘pneuma’ tampaknya berarti manusia seutuhnya yang terikat pada Allah, yakni manusia yang didorong dan digerakkan oleh Allah, manusia yang bersekutu dengan Allah. Orang-orang bukan Kristen tidak mungkin mengenal Allah. Karena manusia duniawi tidak dapat menerima apa yang berasal dari Allah (I Kort. 2:14).

     Sedangkan Roh-roh zaman itu adalah, yaitu : percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah. kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.  (Galatia 5:18-21). Roh-roh zaman ini merupakan keinginan daging yang jika tidak dikendalikan akan membuat manusia berdosa dan maut akan mengancam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Renungan Minggu

http://lirikbukuende.blogspot.com/2017/08/bn-1-hai-bangkitlah-jiwaku.html

BN HKBP

Agama

Teologia