SAJIAN KHOTBAH MINGGU, 27 MEI 2018. YEHEZKIEL 36:25-28, Oleh. Sunggul Pasaribu,MPdK

Memperbaharui Hati dengan Roh-Nya
(Yeheskiel 36:25-28)
Oleh, Pdt. Sunggul Pasaribu,MPdK

Di awal dekade 1970-an di Ghana, terpampang sebuah poster berjudul “The Heart of Man” (Artinya, hati manusia) di banyak dinding dan papan pengumuman layanan masyarakat. Di salah satu gambarnya, ada berbagai jenis reptil, yaitu; simbol dari segalanya yang buruk dan tercela. Jenis-jenis binatang tersebut memenuhi lukisan berbentuk hati tersebut dengan gambar kepala seorang pria yang sangat tidak bahagia di atasnya. Sementara itu, di gambar yang lain, terlukis hati yang bersih dan teduh dan di atasnya ada lukisan kepala seorang pria yang bahagia. Di bawah kedua gambar hati itu ada tulisan: “Bagaimana keadaan hatimu?”
Dalam Matius 15:18-19, Yesus menjelaskan tentang apa yang dapat mencemari seseorang, yaitu. “apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.” Itulah keadaan sebuah hati bila terpisah dari Allah dan juga keadaan bangsa Israel yang harus masuk ke dalam pembuangan karena dosa-dosa mereka (Yeh. 36:23). Namun Allah tidak membiarkan mereka mati dalam dosa mereka, tetapi Allah memperbaharui hidup mereka setelah Allah sendiri menguduskan, memperbaharui, memberi mereka hati yang lunak (Yeh. 23:24).
Kemudian Allah pun berjanji Allah dalam Yehezkiel 36:26 dengan begitu indah, mengatakan,: “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat” (Yeh. 11:19). Allah akan memperbaharui hati kita yang tadinya begitu keras kemudian menjadi lembut dan halus, yang tadinya sudah tercemari berbagai macam kejahatan dan dosa kemudian menjadi suci dan murni, serta memberi kita sebuah hati yang bersih dan taat kepada-Nya. Terpujilah Allah untuk anugerah-Nya yang begitu ajaib kepada manusia yang berdosa dan tercela.
Atas kebaikan Tuhan, hendaknya kita mengucap syukur kepada Bapa di surga, katakanlah,; terima kasih Tuhan karena ketika kami mengakui dosa kami kepada-Mu, Engkau memberi kami hati yang baru dan hidup yang baru. Ketika kami sebagai orang yang lemah Engkau memberi kekuatan dan tenaga yang baru sehingga kami layak berjuang untuk hidup. Aku berdoa kiranya hidup yang kami jalani ini mencerminkan indahnya anugerah-Mu dan agar sesama kami dapat melihat perubahan diri yang telah diciptakan oleh hati yang baru ini!
Untuk awal yang baru, mintalah kepada Allah sebuah hati yang baru supaya kemuliaan nama Tuhan merupakan tema penting dalam keseluruhan Alkitab. Yesus menghendaki terang kita bercahaya di depan orang supaya mereka melihat perbuatan baik umat-Nya dan memuliakan Bapa di sorga.  Ketika Tuhan menghukum umat-Nya karena kejahatan mereka, Ia mencerai-beraikan umat-Nya di antara bangsa-bangsa sehingga mereka terserak ke semua negeri.
Dalam dunia perjanjian lama, ketika dua bangsa bertempur, para allah dari kedua bangsa turut juga dalam peperangan. Saat Tuhan membiarkan Israel dan Yehuda dihancurkan oleh musuhnya, dunia menganggap bahwa Tuhan dikalahkan oleh allah-allah bangsa tersebut dan mereka menajiskan nama Tuhan yang kudus (Yeh. 36:20). 
Keinginan Tuhan membebaskan umat-Nya dan membawa mereka pulang ke negerinya bukan dilakukan untuk Israel, melainkan demi kekudusan nama-Nya yang telah dinajiskan di tengah bangsa-bangsa tersebut (Yeh. 36 : 22, 24). Selain itu, Tuhan akan menahirkan umat-Nya dengan memberikan mereka hati dan roh yang baru (Ayat 25-26). Roh Tuhan akan diam dalam batin umat-Nya sehingga mereka dapat hidup menurut hukum Tuhan. Umat-Nya akan mendiami negeri yang Tuhan berikan dan Ia menjadi Allah mereka (Ayat 27-28). Umat-Nya dapat hidup menurut hukum Tuhan setelah Roh Kudus menghidupkan kerohanian mereka yang mati. Hal itu dilakukan-Nya supaya bangsa-bangsa mengetahui bahwa Tuhanlah yang membangun kembali umat dan negeri (tanah) yang telah dimusnahkan-Nya (Yeh 36:36).
Refleksi Nats Khotbah
Seperti dosa Israel yang dipaparkan di atas, ada orang-orang Kristen yang menajiskan nama Tuhan dengan perilaku yang tercela. Menjadi pertanyaan adalah: Apa yang menjadi tujuan utama hidup manusia? Jawabannya adalah memuliakan Allah dan menikmati-Nya untuk selama-lamanya. Sebagai umat Allah, apakah kita sudah melakukan tujuan utama hidup kita, yakni memuliakan dan menguduskan nama-Nya.
Dalam kehidupan ini, hati adalah sebagai pusat, penggerak, dan pengambil keputusan dalam bertindak. Bila hati manusia keras maka ia akan menolak meski itu logis, baik dan indah. Bila hati manusia tidak bersih maka pikirannya akan terhinggapi hal-hal yang negatif, curang dan suka berbuat hal-hal yang destruktif (merusak).
Menurut nats kita hari ini, Allah berkenan memperbaharui hati, jiwa, dan pikiran manusia dengan Roh-Nya. Mak manusia pun merasa beruntung dan bersyukur karena Tuhan sendiri berkenan terlebih dahulu menyucikan dan memperbahurui hati manusia sehingga kita menjadi manusia baru. Marilah kita menjaga hati, jiwa, pikiran serta perkataan kita agar terhindar dari pencemaran dosa. Amin.!

Pematangsiantar, 25 Mei 2018
Penulis,
Pdt. Sunggul Pasaribu,STh,MPdK

HP. : 0813-1669-6872.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Renungan Minggu

http://lirikbukuende.blogspot.com/2017/08/bn-1-hai-bangkitlah-jiwaku.html

BN HKBP

Agama

Teologia