Memperbaharui
Hati dengan Roh-Nya
(Yeheskiel
36:25-28)
Oleh, Pdt.
Sunggul Pasaribu,MPdK
Di awal dekade 1970-an di Ghana, terpampang
sebuah poster berjudul “The Heart of Man” (Artinya, hati manusia) di banyak
dinding dan papan pengumuman layanan masyarakat. Di salah satu gambarnya, ada
berbagai jenis reptil, yaitu; simbol dari segalanya yang buruk dan tercela. Jenis-jenis
binatang tersebut memenuhi lukisan berbentuk hati tersebut dengan gambar kepala
seorang pria yang sangat tidak bahagia di atasnya. Sementara itu, di gambar
yang lain, terlukis hati yang bersih dan teduh dan di atasnya ada lukisan
kepala seorang pria yang bahagia. Di bawah kedua gambar hati itu ada tulisan:
“Bagaimana keadaan hatimu?”
Dalam Matius 15:18-19, Yesus menjelaskan tentang
apa yang dapat mencemari seseorang, yaitu. “apa yang keluar dari mulut berasal
dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala
pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan
hujat.” Itulah keadaan sebuah hati bila terpisah dari Allah dan juga keadaan
bangsa Israel yang harus masuk ke dalam pembuangan karena dosa-dosa mereka (Yeh.
36:23). Namun Allah tidak membiarkan mereka mati dalam dosa mereka, tetapi
Allah memperbaharui hidup mereka setelah Allah sendiri menguduskan,
memperbaharui, memberi mereka hati yang lunak (Yeh. 23:24).
Kemudian Allah pun berjanji Allah dalam
Yehezkiel 36:26 dengan begitu indah, mengatakan,: “Kamu akan Kuberikan hati
yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari
tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat” (Yeh. 11:19).
Allah akan memperbaharui hati kita yang tadinya begitu keras kemudian menjadi
lembut dan halus, yang tadinya sudah tercemari berbagai macam kejahatan dan
dosa kemudian menjadi suci dan murni, serta memberi kita sebuah hati yang
bersih dan taat kepada-Nya. Terpujilah Allah untuk anugerah-Nya yang begitu ajaib
kepada manusia yang berdosa dan tercela.
Atas kebaikan Tuhan, hendaknya kita mengucap
syukur kepada Bapa di surga, katakanlah,; terima kasih Tuhan karena ketika kami
mengakui dosa kami kepada-Mu, Engkau memberi kami hati yang baru dan hidup yang
baru. Ketika kami sebagai orang yang lemah Engkau memberi kekuatan dan tenaga
yang baru sehingga kami layak berjuang untuk hidup. Aku berdoa kiranya hidup
yang kami jalani ini mencerminkan indahnya anugerah-Mu dan agar sesama kami
dapat melihat perubahan diri yang telah diciptakan oleh hati yang baru ini!
Untuk awal yang baru, mintalah kepada Allah
sebuah hati yang baru supaya kemuliaan nama Tuhan merupakan tema penting dalam
keseluruhan Alkitab. Yesus menghendaki terang kita bercahaya di depan orang
supaya mereka melihat perbuatan baik umat-Nya dan memuliakan Bapa di sorga. Ketika Tuhan menghukum umat-Nya karena
kejahatan mereka, Ia mencerai-beraikan umat-Nya di antara bangsa-bangsa
sehingga mereka terserak ke semua negeri.
Dalam dunia perjanjian lama, ketika dua bangsa
bertempur, para allah dari kedua bangsa turut juga dalam peperangan. Saat Tuhan
membiarkan Israel dan Yehuda dihancurkan oleh musuhnya, dunia menganggap bahwa
Tuhan dikalahkan oleh allah-allah bangsa tersebut dan mereka menajiskan nama
Tuhan yang kudus (Yeh. 36:20).
Keinginan Tuhan membebaskan umat-Nya dan
membawa mereka pulang ke negerinya bukan dilakukan untuk Israel, melainkan demi
kekudusan nama-Nya yang telah dinajiskan di tengah bangsa-bangsa tersebut (Yeh.
36 : 22, 24). Selain itu, Tuhan akan menahirkan umat-Nya dengan memberikan
mereka hati dan roh yang baru (Ayat 25-26). Roh Tuhan akan diam dalam batin
umat-Nya sehingga mereka dapat hidup menurut hukum Tuhan. Umat-Nya akan
mendiami negeri yang Tuhan berikan dan Ia menjadi Allah mereka (Ayat 27-28).
Umat-Nya dapat hidup menurut hukum Tuhan setelah Roh Kudus menghidupkan
kerohanian mereka yang mati. Hal itu dilakukan-Nya supaya bangsa-bangsa
mengetahui bahwa Tuhanlah yang membangun kembali umat dan negeri (tanah) yang
telah dimusnahkan-Nya (Yeh 36:36).
Refleksi Nats Khotbah
Seperti dosa Israel yang dipaparkan di atas,
ada orang-orang Kristen yang menajiskan nama Tuhan dengan perilaku yang
tercela. Menjadi pertanyaan adalah: Apa yang menjadi tujuan utama hidup
manusia? Jawabannya adalah memuliakan Allah dan menikmati-Nya untuk
selama-lamanya. Sebagai umat Allah, apakah kita sudah melakukan tujuan utama
hidup kita, yakni memuliakan dan menguduskan nama-Nya.
Dalam kehidupan ini, hati adalah sebagai
pusat, penggerak, dan pengambil keputusan dalam bertindak. Bila hati manusia
keras maka ia akan menolak meski itu logis, baik dan indah. Bila hati manusia
tidak bersih maka pikirannya akan terhinggapi hal-hal yang negatif, curang dan
suka berbuat hal-hal yang destruktif (merusak).
Menurut nats kita hari ini, Allah berkenan
memperbaharui hati, jiwa, dan pikiran manusia dengan Roh-Nya. Mak manusia pun
merasa beruntung dan bersyukur karena Tuhan sendiri berkenan terlebih dahulu
menyucikan dan memperbahurui hati manusia sehingga kita menjadi manusia baru.
Marilah kita menjaga hati, jiwa, pikiran serta perkataan kita agar terhindar
dari pencemaran dosa. Amin.!
Pematangsiantar, 25 Mei 2018
Penulis,
Pdt. Sunggul Pasaribu,STh,MPdK
HP. : 0813-1669-6872.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar