Bertobatlah Sebelum Dihukum

Bertobatlah Sebelum Dihukum
(Keluaran 19:2-8a)
Oleh, Pdt.Sunggul Pasaribu,M.Pd.K

       Di India, ketika ada seorang raja yang keluar dari istananya namun tiba-tiba di tengah jalan terdengar suara berteriaka kepada sang Raja, berkata,: "Raja, inilah pencuri yang baru kami tangkap. Ini dia barang buktinya". Mereka minta Raja menghakimi orang tersebut. Raja bertanya kepada orang itu "Tahukah bahwa kau bersalah?" "Tahu". "Tahukah kau bahwa perbuatanmu ini mengundang kematian padamu?". "Tahu".! "Hari ini adalah hari aku bersenang-senang sebab itu, aku tidak menghukummu. Pulanglah dan jangan berbuat jahat lagi" "Terima kasih raja".Lalu orang itupun pergi, dia berpikir, raja ini baik sekali, berbuat jahatpun tidak dihukum, maka dia terus menerus berbuat jahat. Suatu saat, dia tertangkap lagi dan dibawanyalah menghadap raja, dia kira, raja pasti mengampuni dia, karena raja sudah mengenalnya. Tapi tak disangka-sangka raja itu berkata "Kamu lagi. Hari itu aku mengampuni kamu, karena hari itu adalah hari senangku. Aku memang tidak berniat menghukum siapapun. Tapi hari ini, aku duduk di atas tahta, kamu kira aku akan berlaku seperti dulu lagi? Tidak.! Bawa dia pergi dan penggallah kepalanya".Kali pertama Kristus datang untuk mengampuni, tapi kali kedua Dia datang untuk menghakimi.         

Bagi mereka yang sudah bertobat, kedatanganNya yang kedua adalah menggenapkan keselamatan, tapi bagi mereka yang tidak mau bertobat, kedatanganNya adalah untuk menghakimi.Mengapa seringkali kita terlambat untuk sadar merubah sikap, perilaku, dan perbuatan kita. Ada orangtua meskipun mereka sudah begitu lama melampaui mahligai rumah tangga namun setiap hari ada saja masalah yang menimbulkan perselisihan. Beragam masalah yang terjadi di sekitar rumah tangga, ada suami yang suka pulang ke rumah hingga larut malam hingga jalannya terbatah-batah dan sempoyongan.       

Sebaliknya, ada juga seorang istri yang hanya menghabiskan waktunya untuk urusan dandan dan entertein agar terlihat awet muda dan modis hingga mengabaikan tugas rumah tangga dan anak-anak di rumah.Untuk urusan dan masalah rumah tangga seperti ini akan menjadi retak dan dimungkinkan untuk cerai atau setidaknya akan tersandung masalah KDRT (kekerasan dalam rumah tangga). Bagi keluarga yang berhikmah, pasti mereka bisa saling menahan diri dan saling bermaafan, kemudian saling mendoakan.       

Indahnya hidup rukun sebagai buah pertobatan akan mendatangkan berkat dan menjadi berkat kepada sesama.Inilah nasehat Tuhan kepada Bangsa Israel agar mereka dengan sepenuh hati untuk percaya, taat, dan setia jika ingin tidak dihukum. Setelah mereka berangkat dari Rafidim, tibalah mereka di padang gurun Sinai, lalu mereka berkemah di padang gurun; orang Israel berkemah di sana di depan gunung itu. Lalu naiklah Musa menghadap Allah, dan TUHAN berseru dari gunung itu kepadanya: "Beginilah kaukatakan kepada keturunan Yakub dan kauberitakan kepada orang Israel: Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku.        

Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel." Lalu datanglah Musa dan memanggil para tua-tua bangsa itu dan membawa ke depan mereka segala firman yang diperintahkan TUHAN kepadanya. Seluruh bangsa itu menjawab bersama-sama: "Segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan (Keluaran 19:2-8a).Nats di atas merupakan suatu deklarasi Tuhan dalam bentuk komitmen tentang janji, tentang pemeliharaan Tuhan, tentang masa depan. Allah menginginkan kepada umatNya agar percaya dan setia supaya tidak dihukum.        

Namun jika mereka mendukakan hati Tuhan maka Allah akan membiarkan mereka diperdaya dan ditindas dunia ini. Perjanjian Sinai adalah sebuah statemen Cinta kasih Allah yang menuntut respons manusia, apakah percaya atau tidak. Menolak dan memberontak akan berakhir kepada hukuman, derita, dan kematian. Namun jika mereka percaya, Allah akan membebaskan mereka dari perhambaan dan tawanan dunia.Melalui renungan ini kita diingatkan supaya sejak dini agar kita senantiasa memegang teguh komitmen keyakinan kepada tangan pengasihanNya. Allah tidak akan pernah ingkar janji tentang apa yang sudah diikrarkanNya.      

Allah menginginkan kita supaya kita bertobat sebelum Allah menjatuhkan hukuman. Sebab bila saat pengadilan Tuhan akan memutuskan maka tiada guna lagi yang namanya pledoi (pembelaan diri). Sebelum terlambat dan selagi hari masih siang maka hendaklah kita memelihara janji iman kita kepada Tuhan semesta alam. Amin.!  


Penulis, Dosen Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Renungan Minggu

http://lirikbukuende.blogspot.com/2017/08/bn-1-hai-bangkitlah-jiwaku.html

BN HKBP

Agama

Teologia