Harapan dan Tantangan Kerajaan Allah
Oleh, Pdt.
Sunggul Pasaribu,M.Pd.K
Nats Bacaan. Matius 13:24-25 :
Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya:
"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di
ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan
benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.”
Rene Descartes berkata, “Simul Justus Et
Peccator”, artinya, pada saat yang bersamaan kita adalah orang yang benar
sekaligus juga orang yang berdosa. Jadi, jika ada orang yang mengaku ia orang
benar sementara dalam kenyataannya justru seorang pendosa maka orang seperti
itu kita sebut orang munafik. Namun ketika ada orang berkata di saat ia diminta
untuk menjadi seorang penatua, lalu dijawabnya,: “Maaf, saya belum orang yang
tepat untuk dipilih menjadi anggota majelis jemaat. Justru orang yang kedua
inilah lebih pantas dipercayakan mengemban tugas gerejani karena ia terlihat
merendahkan dirinya.
Bisa saja kita hidup pada satu tempat
namun kita berhadapan dalam dua peristiwa dan dua perilaku bahkan lebih.
Misalnya, di saat kita ingin hidup lebih baik, jujur, pamrih, tulus, namun di
sekitar kita sedang bergentayangan para pecundang, koruptor, pemitnah, pemalas.
Inilah tantangan dan pencobaan. Tentu saja kita akan berimajinasi tentang
harapan untuk merubah keadaan tersebut agar terjadi perubahan ke arah yang
lebih baik.
Demikianlah dengan nats di atas, di mana
penabur sedang menaburkan benih, yaitu ; Firman Tuhan namun tempat pertumbuhan
Firman Tuhan itu sedang ditumbuhi lalang, dan semak belukar. Inilah perumpamaan
Yesus untuk menggambarkan hal Kerajaan Sorga yang sedang disemaikan itu kini
berhadapan dengan tantangan, cobaan, kejahatan, kuasa iblis dan seteru dunia
ini.
Tuhan Yesus mengingatkan para penabur
bahwa di dunia ini Firman Tuhan yang tumbuh bersama-sama dengan dan di antara lalang.
Apakah artinya ini? Tuhan membiarkan lalang itu, Allah tidak mencabutnya atau
mematikan supaya benih gandum dapat tumbuh subur dan berbuah. Sikap pembiaran
oleh Tuhan terhadap Firman Tuhan yang ditabur di antara lalang untuk menantang
para penabur apakah kita mampu untuk hidup dengan dan di antara tantangan jaman
dan dunia ini?
Tuhan dengan sengaja membiarkan gandum
dan lalang, membiarkan yang baik dan jahat, hidup bersama. Tentunya hal ini
jangan membuat kita pesimis. Justru kondisi semacam ini menjadi tantangan bagi
kita dalam hidup bersama. Kalau kita adalah benih baik yang ditaburkan oleh
Tuhan, seberapa kuatkah kita dapat bertahan di tengah himpitan lalang? Seberapa
kuatkah kita dapat bertahan menjadi tumbuhan yang menghasilkan buah yang baik?
Ataukah kita mati terhimpit atau justru memilih menjadi serupa dengan lalang
yang tidak mengeluarkan buah? Sebagai orang percaya, seberapa kuatkah kita
tetap jujur dalam pekerjaan di tengah-tengah ketidakjujuran? Sebagai jemaat
Tuhan, seberapa besar peranan gereja menyuarakan kebenaran di tengah dunia yang
penuh tipu daya?
Harapan Pemilik ladang (yaitu,Tuhan
Allah) dengan tantangan yang dibentangkan-Nya kepada kita supaya kita tahan
uji, mampu hidup bijak, sabar, cermat, dan tidak menyerah terhadap tantangan
dan kesulitan serta kejahatan sekalipun. Ingatlah, Ia akan menyertai kita
sampai pada akhir zaman (Matius 28:20). Amin.!
Penulis, Dosen Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar