Harapan dan Tantangan Kerajaan Allah (Matius 13:24-30)

Harapan dan Tantangan Kerajaan Allah
Oleh, Pdt. Sunggul Pasaribu,M.Pd.K

Nats Bacaan. Matius 13:24-25 :  Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.”

Rene Descartes berkata, “Simul Justus Et Peccator”, artinya, pada saat yang bersamaan kita adalah orang yang benar sekaligus juga orang yang berdosa. Jadi, jika ada orang yang mengaku ia orang benar sementara dalam kenyataannya justru seorang pendosa maka orang seperti itu kita sebut orang munafik. Namun ketika ada orang berkata di saat ia diminta untuk menjadi seorang penatua, lalu dijawabnya,: “Maaf, saya belum orang yang tepat untuk dipilih menjadi anggota majelis jemaat. Justru orang yang kedua inilah lebih pantas dipercayakan mengemban tugas gerejani karena ia terlihat merendahkan dirinya.

Bisa saja kita hidup pada satu tempat namun kita berhadapan dalam dua peristiwa dan dua perilaku bahkan lebih. Misalnya, di saat kita ingin hidup lebih baik, jujur, pamrih, tulus, namun di sekitar kita sedang bergentayangan para pecundang, koruptor, pemitnah, pemalas. Inilah tantangan dan pencobaan. Tentu saja kita akan berimajinasi tentang harapan untuk merubah keadaan tersebut agar terjadi perubahan ke arah yang lebih baik.

Demikianlah dengan nats di atas, di mana penabur sedang menaburkan benih, yaitu ; Firman Tuhan namun tempat pertumbuhan Firman Tuhan itu sedang ditumbuhi lalang, dan semak belukar. Inilah perumpamaan Yesus untuk menggambarkan hal Kerajaan Sorga yang sedang disemaikan itu kini berhadapan dengan tantangan, cobaan, kejahatan, kuasa iblis dan seteru dunia ini.

Tuhan Yesus mengingatkan para penabur bahwa di dunia ini Firman Tuhan yang tumbuh bersama-sama dengan dan di antara lalang. Apakah artinya ini? Tuhan membiarkan lalang itu, Allah tidak mencabutnya atau mematikan supaya benih gandum dapat tumbuh subur dan berbuah. Sikap pembiaran oleh Tuhan terhadap Firman Tuhan yang ditabur di antara lalang untuk menantang para penabur apakah kita mampu untuk hidup dengan dan di antara tantangan jaman dan dunia ini?

Tuhan dengan sengaja membiarkan gandum dan lalang, membiarkan yang baik dan jahat, hidup bersama. Tentunya hal ini jangan membuat kita pesimis. Justru kondisi semacam ini menjadi tantangan bagi kita dalam hidup bersama. Kalau kita adalah benih baik yang ditaburkan oleh Tuhan, seberapa kuatkah kita dapat bertahan di tengah himpitan lalang? Seberapa kuatkah kita dapat bertahan menjadi tumbuhan yang menghasilkan buah yang baik? Ataukah kita mati terhimpit atau justru memilih menjadi serupa dengan lalang yang tidak mengeluarkan buah? Sebagai orang percaya, seberapa kuatkah kita tetap jujur dalam pekerjaan di tengah-tengah ketidakjujuran? Sebagai jemaat Tuhan, seberapa besar peranan gereja menyuarakan kebenaran di tengah dunia yang penuh tipu daya?

Harapan Pemilik ladang (yaitu,Tuhan Allah) dengan tantangan yang dibentangkan-Nya kepada kita supaya kita tahan uji, mampu hidup bijak, sabar, cermat, dan tidak menyerah terhadap tantangan dan kesulitan serta kejahatan sekalipun. Ingatlah, Ia akan menyertai kita sampai pada akhir zaman (Matius 28:20). Amin.!


Penulis, Dosen Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Renungan Minggu

http://lirikbukuende.blogspot.com/2017/08/bn-1-hai-bangkitlah-jiwaku.html

BN HKBP

Agama

Teologia